WARTA SUNDA ONLINÉ

BENTANG TAMU

Kedubes Oslo Ngaresmikeun Réstoran Indonésia "Boboko" di Oslo, Norwégia

Duta Besar Indonésia pikeun Norwégia, Teuku Faizasyah, sacara resmi muka réstoran Indonésia anu disebut "Boboko" di Désa VIA, sala...

CAMPALA MEDAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sampurasun. Pamaos Baraya Warta Sunda. Dogdog tinggal igeul Artinya : banyak bicara (dalam pekerjaan), tapi tidak melaksanakan apa - apa). Cag. Bhaktos pun Anto Sukanto.

Hari Anak Nasional : Anak SDN 2 Panyindangan, 15 Taun Tinggal dan Hidup di Perairan Jatiluhur

PURWAKARTA - Grup Majalah Warta Sunda,-

Selama 15 tahun hidup dan tinggal di perairan, banyak hal yang dapat dialami dan dipelajari. Kehidupan di perairan menawarkan pemandangan yang berbeda setiap harinya, dari matahari terbit yang menakjubkan hingga pemandangan malam yang tenang di bawah gemerlap bintang. 

Setiap hari adalah petualangan baru, dengan berbagai macam makhluk di perairan yang menakjubkan, dari ikan-ikan berwarna-warni hingga balidra. 

Keseharian Hengki Fernando membantu orang tua sebagai petani Jaring Apung di perairan Jatiluhur di Kp. Leuwi Bolang.*

Selain itu, hidup di perairan juga mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan betapa rapuhnya kehidupan danau Jatiluhur. Melalui pengamatan dan interaksi dengan lingkungan sekitar, seseorang dapat memahami betapa pentingnya peran diperairan dalam kehidupan kita dan bagaimana kita harus menjaga kelestariannya untuk generasi mendatang. 

Kepala SDN 2 Panyindangan (Muhtadin, S.Pd) saat berkunjung kedua anak didiknya, guna melihat keseharian Hengki Fernando dan Aiden Leon Siswa Kelas VI.*

Kehidupan di perairan selama 15 tahun tidak hanya memberikan pengalaman yang luar biasa tetapi juga mendidik kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Danau Jatiluhur di Purwakarta adalah salah satu permata tersembunyi di Jawa Barat yang menawarkan pengalaman hidup yang unik dan menakjubkan di atas air. Dengan pemandangan yang memukau dan suasana yang tenang, danau ini menjadi rumah bagi banyak nelayan yang mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Kegiatan sehari-hari mereka dimulai sejak fajar menyingsing, ketika para nelayan berangkat dengan perahu tradisional mereka untuk menangkap ikan. Tidak hanya itu, Danau Jatiluhur juga menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan yang mencari ketenangan dan petualangan air seperti berlayar, memancing, dan berkemah di tepi danau. 

Perahu dan kolam ikan memiliki hubungan yang menarik dan simbiosis dalam dunia perikanan dan rekreasi. Perahu sering kali digunakan untuk mengakses kolam ikan, terutama bagi mereka yang ingin memancing atau melakukan pemeliharaan kolam. 

Sarana Perahu Bargas alat transportasi para nelayan/petani Japung.*

Dengan perahu, para pemancing dapat mencapai area-area yang sulit dijangkau dari tepi kolam, meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan tangkapan yang baik. Selain itu, perahu juga membantu dalam penyebaran pakan ikan secara merata, menjaga kualitas air dengan mengaduk dasar kolam, dan memantau kesehatan ikan. 

Sementara itu, kolam ikan menyediakan habitat yang ideal bagi berbagai jenis ikan, yang tidak hanya bermanfaat bagi kegiatan ekonomi tetapi juga memberikan kesenangan dan relaksasi bagi para pengunjung. Kombinasi antara perahu dan kolam ikan menciptakan ekosistem yang dinamis dan mendukung keberlanjutan sumber daya alam.

Keberadaan waduk ini juga sangat vital sebagai sumber irigasi, pembangkit listrik tenaga air, dan penyediaan air bersih bagi masyarakat sekitar. Perjalanan hidup di perairan Danau Jatiluhur adalah perpaduan harmonis antara manusia dan alam, yang menawarkan pelajaran berharga tentang ketekunan, kerja keras, dan rasa syukur.

Hal ini dirasakan oleh keluarga Yanto (53) asal Singkawang Kalimantan Barat yang semula hanya berwisata ke Danau Jatiluhur, kini justru menjadi nelayan selama 15 tahun hidup diperairan danau Jatiluhur ditemani anak dan istri tercintanya demi menyambung hidup. Demikian diungkapkan kepada Grup Majalah Warta Sunda, Kamis, 25/7/2024 di Kawasan Kaping Kp. Leuwi Bolang, Kp. Tegal Malaka, Sukatani - Jatiluhur - Purwakarta.

Hengki Fernando, siswa kelas VI di UPTD SD Negeri 2 Panyindangan anak ketiga dari pasangan Yanto dan Devi, salah satu anak yang hidup sederhana menaklukan perairan Waduk Jatiluhur guna bisa bersekolah di SD Negeri 2 Panyindangan. 

Kesehariannya tentu pulang pergi menggunakan sarana transportasi air yakni perahu bargas, bahkan untuk menuju kesekolah dengan berjalan kaki dari sisi perairan menuju ke sekolahnya dengan jarak tempuh 30 menit dilalui setiap hari.

Selamat hari Anak Nasional, ini kisah anak Purwakarta yang menaklukkan perairan Danau Ir. H. Juanda dari Kelas 1 hingga sekarang kelas VI SD.***



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hari Anak Nasional : Anak SDN 2 Panyindangan, 15 Taun Tinggal dan Hidup di Perairan Jatiluhur "

Posting Komentar