WARTA SUNDA ONLINÉ

BENTANG TAMU

Dedi Mulyadi Mutasi 25 Pejabat Pamaréntah Propinsi, ti Kepala Dinas nepi ka Diréktur Rumah Sakit

Dedi Mulyadi Mutasi 25 Pejabat Pamaréntah Propinsi, ti Kepala Dinas nepi ka Diréktur Rumah Sakit   Gubernur Jawa Barat, H. Dedi ...

CAMPALA MEDAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sampurasun. Pamaos Baraya Warta Sunda. Dogdog tinggal igeul Artinya : banyak bicara (dalam pekerjaan), tapi tidak melaksanakan apa - apa). Cag. Bhaktos pun Anto Sukanto.

Pendidikan Agama Islam Tingkat SD dengan Pendekatan Pengenalan Tauhid pada masa Covid-19

Pendidikan Agama Islam Tingkat SD Dengan Pendekatan Pengenalan Tauhid Pada Masa Covid-19





Pendidikan merupakan hak semua orang, education for all artinya semua siswa baik kelas miskin, kaya, anak petani, anak pejabat semuanya harus mengenyam pendidikan. Maka dalam pendidikan jelas sudah tidak ada yang namanya kasta atau sekat antara yang satu sama lainnya semua punya hak yang sama yaitu belajar ilmu pengetahuan. Yang menyekatnya adalah kita sebagai manusia masih memberikan hak yang berbeda apalagi sekolah yang memberikan batas biaya khusus kalangan tertentu, maka yang tidak memiliki biaya akan tidak sanggup untuk masuk ke sekolah tersebut, inilah contoh salah satu yang menyebabkan adanya ketidakinginan orang tua terhadap anaknya untuk maju dan berhasil sukses hidupnya, ditambah mungkin beban ekonomi yang menghimpit hidupnya menjadikan puas sudah punahnya semangat untuk pendidikan anak-anak indonesia.

Islam sebagai agama sempurna yang dibawa oleh Nabi yang mulia Nabi Muhamad SAW sebagai Nabi Rahmatan Lilalamin atau rahmat bagi seluruh alam, memberika arahan yang lurus atau mustaqiim. Maka berbahagialah orang yang meninggalnya membawa Agama islam dan juga dengan membawa iman dan islamnya.

Islam sangat melarang keras jual beli ilmu pengetahuan atau dikenal dengan istilah pendidikan transaksional, maka dalam islam haram hukumnya mengkotak-kotakkan, mengotomi, dan mengkastakan dalam dunia pendidikan, maka di Indonesia lahirlah pendidikan pondok pesantren disana anak-anaknya dididik dengan tidak mengenal kasta, anak pejabat, anak ekonomi lemah atau kuat, semua dipandang sama di dunia pondok pesantren.

Islam adalah agama yang membawa solusi bukan masalah, membawa petunjuk bukan membawa kesesatan, membawa cahaya bukan kegelapan, membawa kecerdasan bukan kebodohan, membawa kepada situasi moderat dan kemajuan bukan kejumudan dan stagnan, membawa keberkahan bukan kemubajiran, membawa kebahagiaan bukan kesedihan, membawa ketenangan bukan kesempitan, menghadirkan ketenangan jiwa kesehatan mental bukan kegilaan dan keegoan, juga keselamatan dunia dan akhirat bukan kerusakan dan siksaan neraka. Jika kita telah merasakan dan merasa memiliki agama islam sebagai agama yang memberikan keselamatan dan pemberi solusi segala urusan kita, maka kita akan menyerahkan semua hanya untuk Islam.

Awal pendidikan anak yang dahulu sebelum mengenal play grup, Taman Kanak-kanak dan lainnya, kita mengenalnya dengan sekolah rakyat, yang kemudian mendasari munculnya pendidikan dasar atau sekolah dasar.

Sekolah Dasar adalah sekolah tempat siswa usia 6 -12 tahun untuk belajar memahami, belajar berkonsep, belajar mengenal, belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan tentunya juga yang paling berharga adalah mampu belajar hidup dengan memakai akhak mulia baik di sekolah, di rumah bersama keluarganya dan lingkungannya.

Belajar berakhlak bukan saja terhadap sesama manusia tetapi awal dan utama adalah berakhlak kepada sang pencipta Allah SWT, sebelum berakhlak kepada Allah maka langkah pertama adalah dikenalkan terlebih dahulu siapa sang pencipta itu sendiri, maka level anak sekolah dasar diberikan pengenalan tentang Allah baik lewat sifat dan perbuatannya Allah SWT. Memberikan pengenalan agar mereka mengetahui Allah SWT itu adalah sebagai tuhan yang Maha pencipta dari seluruh mahluk termasuk dirinya pribadi, orang tua, guru dan semuanya, diberikan pemahaman tentang tujuan mahluk ketika meningal dan kemana ia kembali maka itu semua harus dikenalkan sejak dini kepada peserta didik terutama siswa sekolah dasar. Memahamkan Allah SWT sebagai Tuhannya sejak dini diharapkan siswa sudah terbiasa dan sudah mulai mencintai Allah SWT dan terbiasa melaksanakan kewajiban sebagai hamba-Nya sebagai bukti ketaatan dan ketundukannya.

Allah SWT menciptakan dunia dan segala isinya merupakan tempat cobaan bagi hamba-hamba-Nya, siapa hamba-Nya yang lulus dalam ujian tersebut, maka akan dapat kebahagiaan. Tapi sebaliknya jika kita tidak tahan akan ujian dan bahkan tidak mengangggap semua ujian itu dari Allah dan hanya berhura-hura, nafsu dan syahwatnya dijadikan tuhannya maka alamat ia akan binasa dan celaka di akhirat kelak, naudzubillah. Cobaan yang diberikan kepada kita oleh Allah SWT itu macam-macam dan disesuaikan dengan kondisi kita, maka tidaklah Allah menguji kita tidak dan melampaui batas kemampuan kita sendiri. Pelajaran ini sangat penting jika diterapkan dalam dunia pendidikan yaitu janganlah kita para guru memaksakan kehendaknya karena dalih untuk mencapai program dan target pendidikan kita memaksakan pendidikan dan pengajaran termasuk materi kepada siswa tidak sesuaikemampuan yang dimiliki anak tersebut, maka ini termasuk dholim dan tercela.

Cobaan Allah baik berupa penyakit, kesehatan, kekurangan harta atau kemiskinan dan lain-;ain, itu semua bersifat sementara, karena dunia dan segala isinya diciptakan tidaklah kekal atau kena rusak.

Adanya wabah covid-19 seperti yang terjadi saat ini bagi peserta didik Sekolah Dasar, maupun orang tua mungkin hal yang baru, dan bisa saja memberikan suasana hati dan kebiasaan yang berbeda, munculnya pendidikan gaya dan pola baru menjadikan peserta didik, orang tua, maupun guru mau tidak mau harus menyesuaikan yaitu dengan sistem digital atau pendidikan online, yang sekarang dikenal dengan istilah pembelajaran daring, luring dan blendid atau campuran.

Belajar seperti saat yang diluar kebiasaan, tentunya memerlukan pemahaman dan keikhlasan bersama baik guru, orang tua dan juga siswa, karena jika salah satu saja yang kurang memahami dengan cara belajar saat ini maka pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Salah satu pemahaman yang harus sampai kepada mereka adalah keikhlasan belajar dengan kondisi saat ini sebagai dasar tersampaikannya materi.

Pendidikan Sekolah Dasar adalah pendidikan sekelas A’abidin atau penghambaan diri yaitu pendidikan yang nilai ibadahnya kepada Allah hanya mulai mengitung-hitung fadilah dan pahala atau imbalan saja dari Allah SWT. Maka pendidikan di sekolah pada dasarnya harus banyak ditekankan kepada pemberian penghargaan atau pujian, hal itu penting dilakukan agar peserta didik sekolah dasar senantiasa termotivasi untuk belajar. Siswa Sekolah Dasar adalah siswa yang pemahaman dan emosinya belum stabil maka ketika dibawa ke ranah bimbingan dalam pengajaran secara emosional tetap mereka menganggap itu adalah sarana bermain maka kesadarannya dalam memahami pendidikan dan pengajan atas materi yang mereka terima hanya sebatas kewajiban yang tentunya harus dipahami guru kewajiban yang diberikannya tentunya mereka ingin sekali mendapat balasannya, sebagaimana kelasnya a’abidin.

Kerjasama yang konkrit, pemahaman mendidik dalam memajukan pendidikan dengan masa pandemi saat ini, keterlibatan masyarakat yang di dalamnya ada orang tua, guru dan peserta didiknya senantiasa dilakukan dengan tetap menyebarkan sifat sabar, ikhlas dan terus ada komunikasi bagaimana agar proses belajar masa pandemi seperti saat ini terus epektif sebagaimana biasanya.

Pengajaran kepada siswa yaitu penanaman keyakinan kepada Allah sejak kecil adalah paling utama dan pokok bagi seorang hamba yang mengaku beriman kepada Allah SWT, karena kita tahu bahwa mayoritas kita menganut islam karena turunan atau karena orang tua sudah Islam, maka kita sampai mengenal dengan istilah islam turunan, berbeda dengan para shabat nabi yang nota bene adalah jahiliyah sebelumnya dan islam datang ketika mereka sudah pada dewasa dan telah terpatri keyakinan agama dan adat nenek moyangnya, maka sangatlah sulit secara proses pendidikan nilai dan keimanan baru diterapkan kepada mereka, kalau seandainya tidak ada hidayah dan taufiq dari Allah SWT juga kesabaran yang kuat dari Rasulullah SAW untuk mengislamkan mereka.

Nilai tauhid yang ditanamkan kepada anak apalagi seperti saat sekarang ini, munculnya berbagai isme dan idiologi sangat gencar masuk ke otak dan kebiasaan mereka, jika ini tidak kita antisipasi maka sangat tidak mugkin peserta didik nantinya mereka secara iman mereka rapuh, dan sangat mudah berubah, kehidupan mereka akan terombang ambing dalam ketidakyakinan akan kekuasaan Allah SWT, yang pada akhirnya sesat dan bisa juga sampai menyesatkan, naudzubillah. Maka pendampingan, pendidikan tauhid saat ini adalah tanggungjawab orang dewasa baik guru maupun orang tua kepada anak agar mereka sejak kecil sudah yakin akan Allah SWT.

Guru agama di sekolah memiliki peran sangat penting dalam membimbing ketauhidan siswa atau peserta didik di sekolah, walau hanya beberapa jam di sekolah tentunya guru PAI harus berpikir keras bagaimana agar pendidikan tauhid ini bisa sampai kepada mereka. Salah satu cara atau metohodologi pengajaran GPAI seperti saat ini adalah banyaknya berkomunikasi dengan orang tua dan lebih banyak memberikan bimbingan secara daring dengan menyuguhkan vidio atau sejarah-sejarah tentang ketahuidan kepada Allah SWT, seperti vidio tentang bagaimana proses penciptaan manusia, alam, surga dan neraka maupun penciptaan mahluk lainnya oleh Allah SWT yang bisa ditonton oleh mereka yang tentunya dengan bimbingan guru atau orang tua siswa.

Kemajuan era digital seperti saat ini harusnya mampu dimanpaatkan oleh guru dan orang tua agar siswa lebih melek media informasi dan menjadi sumber pengetahuan mereka, walaupun bukan satu-satunya sumber pembelajaran bagi mereka, dan itu perlu dijelaskan bahwa keyakinan kepada Allah SWT bukan sekedar yakin atau iman saja tetapi perlu ada bukti kongkrit keimanan itu sendiri yaitu dengan menjalankan amaliyah ibadah seperti shalat lima waktu, taat patuh kepada orang tua, rajin membaca al-Qur’an dan belajar dengan sungguh-sungguh, termasuk belajar teknologi di dalamnya.

Bagi umat islam yang paham akan islamnya adanya kemajuan teknologi bukanlah barang baru bagi islam sendiri, Rasulullah SAW pembawa wahyu Allah SWT empat belas lebih yang lalu senantiasa menyinggung bagaimana kemajuan di akhirjaman akan terjadi, prediksi-prediksi Rasulallah SAW yang dengan bimbingan sang Pencipta Alllah SWT tentunya tidak akan meleset apa yang disabdakannya. Benda-benda yang dapat bicara, benda-benda yang dapat terbang merupakan prediksi nyata saat ini terjadi, adanya alat komuniasi jarak jauh, pesawat dan jet tempur yang dapat terbang dengan cepat dan kemajuan media IT lainnya merupakan pertanda bahwa umat Islam janganlah alergi dengan hal-hal yang berbau moderat, baik aspek sosial, budaya, ekonomi, bahkan masalah tempat ibadah pun Islam mengatur dengan sangat gamblang, karena islam adalah agama penyempurna dari seluruh agama yang diturunkan ke muka bumi ini.

Anak-anak tentunya akan tertantang jika kita sebagai guru, orang tua menjelaskan dengan benar bahwa islam itu moderat, selalu mendukung kemajuan teknologi, kemajuan peradaban, budaya dan sosial masyarakat, asalkan semua itu hanya untuk mencari kebaikan dan kemajuan umat manusia. Pencarian dan penggalian ilmu pengetahuan saat ini merupakan masa keemasan bagi siswa dan para pendidik, maka tak ada lagi alasan bagi kita semua untuk mengejar ketertingagalan kita dari orang-orang yang nota bene adalah orang yang tidak mendapatkan hidayah masuk silam, tetapi sejatinya mereka yang mendapatkan dan memanpaatkan kemajuan teknologi telah tersinari oleh pengetahuan dari Allah SWT sebagai maha pencipta segala sesuatu. Inilah tantangan masa kini, masa depan generasi selanjutnya untuk lebih memahami arti dari tugas kita sebagai kekhalaifahan di muka bumi ini.

Anak-anak Sekolah Dasar perlu kita warisi nilai-nilai tahuid yang kuat, ilmu dan teknologi yang mempuni dengan masa pandemi saat ini adalah masa yang sebenarnya adalah masa tantangan umat islam teruatama anak-anak kita untuk bisa menegmabngakan bakat dan minatnya pada kemajuan jaman, toh silam sangat mendukung kemajuan, bahkan Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bersungguh-sungguh mengejer kemajuan dunia seolah-olah kita akan hidup selamanya, tetapi juga kita harus mengejar amal-amal yang bertujuan abadi yaitu alam akhirat seolah-olah kita akan hidup sampai detik ini. Begitulah islam mengajarkan kita harus seimbang dalam berpendidikan, beragama, bersosial, berekonomi dan beribadah.

Islam sangat sempurna ajarannya nilai tahuid yang ditanakan akan mengajarkan para siswa tahu akan tugas yang sebenarnya, sang pendidik bahakan maha pendidik Allah SWT memberikan mukjizat-Nya berupa Al-Qura’an sebagai pedoman hidup kita dengan al-Qur’an semua dapat terselesaikan dan dapat meneyelamatkan, banyak masalah pendidikan bukannya menimbulkan kebaikan tetapi malah menimbulkan kebinasaan, seperti seorang yang mempelajari IT, persenjataan modern dan lain sebagainya tetapi pada akhirnya disalahgunakan hanya demi kepentingan sendiri dan sesaat, mengorbankan banyak umat manusia. Hancurnya banyak negara islam, ekonmi umat, dan juga pendidikan adalah bukti bahwa keserakahan manusia jika telah tidak lagi dapat di rem maka alamat hancurnya alam dunia.

Tauhid adalah dasar dan pondasi umat, dengan nilai keimanan yang benar kesejahteraan, ketenangan jiwa, ketentraman hidup, kemajuan yang hakiki dapat dicapai oleh kita. Pendidikan nilai ketauhidan bagi peserta didik merupakan tantangan tersendiri bagi kita, terutama bagi gurus yaitu sejauhmana guru mampu memberikan penerapan nilai-nilai tersebut pada keseharian dan kepribadian anak didik, dengan banyak belajar dan mengajarkan kepada peserta didik menurut Al-Qur’an adalah cermin dari orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.

Pendidikan tauhid perlu didukung dengan banyaknya modul, buku dan pedoman sebagai literasi sekolah dan pegangan guru selain juga secara internal guru harus bisa memahami, mendalami, melaksanaka sifat-sifat Allah SWT, karena tauhid adalah ilmu yang mengandalkan keyakinan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya buku-buku bacaan atau modul-modul tentang tahuid sedikitnya banyak akan membantu baik pendidik, maupun peserta didik lebih memahami dan mengamalkan arti pentingnya pendidikan tauhid tersebut. Karena sesuai dengan pengalaman dan pendidikan yang diterapkan Rasulullah SAW atas juga bimbingan Allah SWT nilai tauhid yang memang oleh baginda Rasulullah SAW pertama kali ajarkan kepada keluarga dan juga para sahabat-Nya.

Mudah-mudahan sedikit yang penulis sampaikan yang baiknya dapat bermanpaat dan dapat diamalkan adapun yang salah tentunya tidak harus dicontoh, dan semoga tulisan singkat ini juga menjadi motivasi bagi semuanya, terutama guru Agama Islam dan orang tua agar tujuan kita mengenalkan sang pencipta dapat tercapai, dan di masa yang akan datang para siswa tersebut menjadi teladan bagi generasi selanjutnya. Maka sekaranglah saatnya kita memilih apakah anak-anak kita ingin dijadikan anak-anak yang menjadi kebanggaan kita atau sebaliknya menjadi sampah dan merugikan umat, pilihan tentunya ada pada kita semua, jika kita amanah maka insyaalah akan terwujud, tetapi jika kita senditi tidak amanah alamat hancurnya generasi berikutnya, mudah-mudahan harapan kita generasi berikutnya menjadi generasi yang menjadi kebanggaaan kita semua. Aaminn.***


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pendidikan Agama Islam Tingkat SD dengan Pendekatan Pengenalan Tauhid pada masa Covid-19 "

Posting Komentar