WARTA SUNDA ONLINÉ

BENTANG TAMU

Dedi Mulyadi Mutasi 25 Pejabat Pamaréntah Propinsi, ti Kepala Dinas nepi ka Diréktur Rumah Sakit

Dedi Mulyadi Mutasi 25 Pejabat Pamaréntah Propinsi, ti Kepala Dinas nepi ka Diréktur Rumah Sakit   Gubernur Jawa Barat, H. Dedi ...

CAMPALA MEDAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sampurasun. Pamaos Baraya Warta Sunda. Dogdog tinggal igeul Artinya : banyak bicara (dalam pekerjaan), tapi tidak melaksanakan apa - apa). Cag. Bhaktos pun Anto Sukanto.

KALA IDER (Kalender) SUNDA





K
alender Sunda yaitu penanggalan dalam masyarakat Sunda seperti yang masih diterapkan oleh masyarakat Baduy hingga saat ini, orang Sunda sudah mengenal penanggalan yang disebut Kala Sunda dengan perhitungan Kala Ider / Kalender.
Secara umum Kala Ider Sunda adalah sistem penanggalan yang dahulunya digunakana oleh masyarakat Sunda.

Saat ini masyarakat Sunda khususnya di perkotaan banyak yang tidak mengenal lagi kalender tersebut. Menurut budayawan Ali Sastramidjaja, Kala Sunda terbagi menjadi tiga bagian yaitu Kala Surya, kala Candra, dan kala Sukra.

Padahal sebenarnya Kala Ider / Kalender ini memiliki keunggulan serta termasuk sistem penanggalan yang paling pas / baik keakuratannya dalam memprediksi cuaca, khususnya di masyarakat Sunda dan Indonesia pada umumnya karena hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, termasuk dalam mememprediksi keadaan alam sekelilingnya terutama dalam kaitannya dengan pertanian, juga memprediksi kapan saat yang tepat melakukan perjalanan jauh, membangun rumah dan lain sebagainya.

Karena menggabungkan tiga sumber instrumen peredaran planet dalam menetapkan penanggalannya yaitu Matahari, Bulan dan Bintang.


Penanggalan Kala Surya adalah Kalender dengan instrumen dimensi solar atau posisi matahari, Kala Candra adalah Kala Sunda yang berdimensi lunar atau bulan, sedangkan kalender dengan dimensi bintang disebut Kala Sukra.



     Dalam Kala Surya, bulan ke 1 sampai dengan ke 12 mempunyai sebutan yaitu 1.Kasa, 2.Karo, 3.Katiga, 4.Kapat, 5.Kalima, 6.Kanem, 7.Kapitu, 8.Kawalu, 9.Kasanga, 10.Kadasa, 11.Hapitlemah dan 12.Hapitkayu.

     Bulan dalam Kala Candra yaitu Awal bulan atau bulan pertama pada kalender Sunda ialah Kartika dan bulan ke-12-nya disebut Asuji.
No Bulan Sunda Lama Hari
1 Kartika 30
2 Margasira 29
3 Posya 30
4 Maga 29
5 Palguna 30
6 Setra 29
7 Wesaka 30
8 Yesta 29
9 Asada 30
10 Srawana 29
11 Badra 30
12 Asuji 29/(30)
Total 354/(355)

     Berdasarkan Kalender Sunda, Kala Surya Saka Sunda mengenal aturan yaitu tiga tahun pendek, tahun keempatnya tahun panjang. Setiap tahun habis dibagi 128, dijadikan tahun pendek.

     Akhir tahun Kala Surya adalah saat matahari berada di titik paling selatan. Kala Candra mempunyai aturan dalam sewindu, tahun ke 2, ke 5 dan ke 8 adalah tahun panjang dan sisa itu semua tahun pendek. Setiap tahun ke 120 dijadikan tahun pendek. Setiap tahun yang habis dibagi 2400 dijadikan tahun panjang. Keistimewaan Kala Candra adalah “Ciples” yaitu jika awal windu (disebut ibu hari) senin manis makan akhirnya adalah Ahad Kaliwon. Keistimewaan lainnya adalah Ibu Hari berganti setelah 120 tahun. Mulai dari Senin Manis, Ahad Kliwon, Saptu Wage, Jumaah Pon, Kemis Pahing, rebo Manis, Salasa Kaliwon, Hingga terakhir Rebo Pahing. Jika dihitung kejadian kejadian itu berlangsung dalam waktu 84.000 tahun. Artinya, pada tahun ke 84.001. ibu hari kembali pada senin manis. Dalam perjalanan 84000 tahun, sistem penanggalan sunda mengenal juga “Dewa Taun” yaitu hari pertama dan terakhir setiap kurun waktu 2.400 tahun.



     Dalam kalender Sunda yang saat ini masih dipakai masyarakat Baduy mengenal hari-hari dalam sepekan yaitu
Radite/Dite (Minggu),
Soma (Senin),
Anggara (Selasa),
Buda (Rabu),
Respati (Kamis),
Sukra (Jumat)
dan Tumpek (Sabtu).

     Selain itu, ada waktu untuk menunjukan setiap jam untuk siang dan malam yaitu meletek srangenge (terbit pajar), isuk-isuk (pagi-pagi), haneut moyan dan pecat sawed dan sebagainya untuk 24 jam.
     Masyarakat Baduy menggunakan penanggalan Sukra Kala / kalender bintang pada saat akan menggarap Huma. Proses itu terjadi diantaranya yaitu dengan menetapkan :

     Tanggal kidang, turun kidang (bintang kijang mulai muncul, turunlah kijang). Pada saat bintang kijang mulai muncul, orang Kanékés mulai menggarap huma.
     Kidang rumangsang (bintang kijang mekar di waktu subuh). Pada saat ini, semua rumput dan ranting harus sudah kering, siap untuk dibakar.
     Kidang muhunan (bintang kijang memuncak). Posisi bintang tegak lurus di atas kepala pada waktu subuh. Pada waktu ini, lahan huma sudah bersih, siap untuk ditanami.
     Kidang ilang, turun kungkang (bintang kijang menghilang, keluarlah walang sangit). Berarti saat binatang kijang tak muncul lagi, itulah masanya keluar hama padi, seperti walang sangit.
     Masyarakat Baduy mempercayai bahwa kidang ilang, turun kungkang adalah masa berkeliarannya mahluk halus (lelembut) dan siluman sebagai pertanda datangnya berbagai penyakit / hama tanaman yang harus dihadapi dengan berbagai upaya baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Sedangkan, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, tentunya masyarakat Baduy tetap menyesuaikan dengan penanggalan kalender matahari atau Kala Surya, untuk penanggalannya biasanya mereka menggunakan daun-daunan yang bisa digeser-geserkan yang diikatkan di depan pintu rumahnya (perhatikan di foto gadis itu di atas pintu masuk ada daun-daun yang menggantung) dan juga kolenjer.



Penjelasannya sebenarnya masih panjang, Semoga menambah wawasan kita semua dan bermanfaat.Sampurasun... (Tina Sajarah Suna)

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "KALA IDER (Kalender) SUNDA"