4.000 Warga Ngungsi, 30 Imah Ancur, Listrik Pareum
KOTA BATU – Angin kencang memorak-porandakan pemukiman warga di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, kemarin (20/10). Rumah hancur, pohon-pohon tumbang, sehingga sekitar 4.000 warga di tiga dusun terpaksa diungsikan.
Data sementara dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang terdapat 30 rumah rusak, 12 pohon tumbang, tiang lampu penerangan jalan umum (PJU) roboh, sehingga mengakibatkan jaringan listrik terputus.
Informasi yang dihimpun wartawan koran ini di lokasi, angin kencang menerjang Desa Sumber Brantas sejak Sabtu lalu (19/10) sekitar 23.30. Warga berlarian karena ketakutan.
”Saya keluar ketakutan, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Angin itu suaranya kencang seperti kendaraan,” ujar Sutiah, salah satu warga Dusun Lemah Putih saat ditemui di tempat pengungsian kemarin (20/10).
Sutiaji mengaku, tanda-tanda angin kencang itu sudah dirasakan sejak sore hari. Cuaca di Desa Sumber Brantas terlihat gelap. Namun, Sutiah menganggap itu sudah hal yang lumrah karena setiap tahunnya, sebelum memasuki musim hujan, angin kencang sudah sering ditemui di wilayah itu. Namun, dirinya tidak mengira jika Sabtu malam sekitar pukul 12.30 kemarin merupakan kejadian yang paling besar sepanjang tahun.
”Tahun ini yang paling besar. Dari tahun sebelumnya sudah pernah terjadi, namun tidak pernah sehebat seperti saat ini,” sambungnya. Perempuan berusia 50 tahun itu hanya mengais sisa-sisa reruntuhan bangunan rumah dan juga warung yang telah terdampak.
”Saya harap pemerintah daerah segera tanggap dengan kejadian ini. Rumah kami sudah hancur. Bapak saya yang berusia 90 tahun terpaksa saya ungsikan ke rumah saudara. Karena kondisi rumah sudah tidak memungkinkan,” beber Sutiah.
Sementara itu, hingga pukul 19.00 kemarin (20/10), BPBD bersama Polres Batu, Koramil Bumiaji, Tagana Kota Batu, Tahura R. Soerjo, PMI Kota Batu, dan PLN Kota Batu siaga di lokasi. ”Bencana ini mengakibatkan rumah rusak, pohon tumbang, terputusnya jaringan kabel PJU, tiang listrik roboh dan baliho jalan yang roboh,” ujar Riski Dwi, salah satu anggota Tim Pusdalpos-PB BPBD Kota Batu.
Angin tersebut menyeret debu-debu, sehingga rumah-rumah warga juga penuh debu. Demikian juga ruas Jalan Batu-Mojokerto lewat Cangar.
Pantauan wartawan koran ini, banyak pengendara yang balik karena takut. ”Kami mengimbau, pengendara yang lewat jalur utama Batu–Mojokerto lewat Cangar ini sebaiknya kembali saja,” katanya.
”Untuk jaringan listrik saat ini terputus, tetapi tim PLN segera berusaha memulihkan jaringan listrik ketika keadaan aman,” tambah Riski.
Salah satu pemilik warung yang roboh, Puyanto, menceritakan, pihaknya kaget ketika angin menerjang warungnya. ”Baru empat tahun saya berjualan di sini,” kata penjual kopi, bakso, hingga nasi pecel itu.
Dia menaksir ada kerugian Rp 10 juta. Puyanto menyatakan, desanya itu sebelumnya juga diterjang angin kencang. ”Tapi kondisinya tidak separah saat ini,” kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyatakan, pihaknya prihatin terhadap bencana yang menimpa warganya di Desa Sumber Brantas. Dia berdoa dan berharap supaya angin tersebut segera berakhir.
”Bencana ini merugikan masyarakat. Ada yang atap rumahnya rusak, kemudian PKL itu bangunannya roboh juga,” katanya.
Dia mengkhawatirkan di musim kemarau panjang ini angin kencang dapat mengangkat debu yang bisa membahayakan pengguna jalan dan masyarakat setempat.
Dewanti menegaskan, dinkes, PMI, dan dinsos sudah diterjunkan untuk membantu warganya yang terkena bencana. Misalnya bantuan pengobatan dan perawatan jika ada warga yang mengalami luka, sedangkan bantuan rehabilitasi rumah jika ada yang rusak.
”Untuk bangunan yang rusak akan dilihat dulu, jika bangunan tersebut bukan bangunan liar, ya akan dibantu oleh pemerintah,” terangnya.
Dewanti juga telah berkoordinasi dengan Polres Batu dan Sekda Kabupaten Mojokerto terkait penutupan jalur utama Batu–Mojokerto. ”Jalan yang melewati Cangar untuk ditutup sementara karena berbahaya, debunya membuat jarak pandang tidak terlihat,” kata Dewanti.
Terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim saat ditemui di tenda darurat menyatakan, angin kencang kali ini memang tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Sehingga banyak bangunan warga yang terkena dampak. Hingga pukul 14.00 kemarin, BPBD mencatat sudah ada sekitar 30 rumah warga yang mengalami kerusakan.
”Paling parah itu di Dusun Jurang Kuali sama Lemah Putih. Untuk para lansia kami ungsikan. Mereka ada lima orang. Sementara yang hendak menuju Pacet atau arah sebaliknya, kami imbau agar memutar arah lantaran banyak pohon tumbang,” kata Rochim.
Hingga minggu petang, warga di tiga dusun di antaranya Dusun Krajan, Lemah Putih, dan Jurang Kuali diungsikan ke empat posko. Ke empat poskot tersebut berada di Posko Pegendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Batu, kantor Kecamatan Bumiaji, kantor Balai Desa Punten, dan khusus bagi ibu hamil dan anak-anak diungsikan ke Rumah Dinas Wali Kota.
Kepala Desa Sumber Brantas Juadi menyatakan, hingga minggu sore angin puting beliung bertambah parah. Untuk keselamatan warga, sebanyak kurang lebih 4.000 jiwa diungsikan di empat lokasi. ”Semuanya kami ungsikan, tidak ada pengecualian. Karena angin puting beliung semakin parah,” katanya.
Pewarta : nr6, Miftahul Huda
Copy Editor : Amalia Safitri
Penyunting : Mahmudan